Jembatan Handeleum
Malam yang
dingin dengan deburan arus ombak yang kencang mengantarkan saya bersama tim WWF
dan media ke Pulau Handeleum. Saya pun dan lainnya menapaki jalan demi jalan di
jembatan menuju penginapan Pulau Handeuleum, dengan suasana malam yang begitu
gelap, sunyi, dan dingin.
Terlintas di benak saya bahwa, pulau ini
sangat mengerikan bak pulau yang tak berpenghuni. Tapi ternyata, tidak
seperti itu di pulau ini terdapat satu penginapan atau resort yang terbilang
cukup besar untuk bisa kita gunakan untuk menginap di Pulau Handeuleum.
Sesampainya di resort, saya beserta rekan-rekan WWF dan media lainnya bergegas
untuk pembagian kamar. Ternyata banyak kamar yang ada di penginapan ini.
Hal tersebut lantaran, penginapan ini terdiri dari dua lantai.
Ketika kamar sudah dibagikan, sebagian
dari kami pun mencoba untuk melihat suasana dari belakang penginapan. Menuju
pintu belakang, ternyata terdapat banyak rusa yang berkeliaran di malam
hari. Ya, terdapat tiga rusa yang menghampiri kami yang sedang duduk-duduk dan
minum kopi di pintu belakang. Suasana yang sangat jarang saya temukan di
Bekasi. Hehee..
Pulau
Handeulum terletak di ujung timur laut pantai Semenanjung Ujung Kulon. Pulau
Handeuleum memiliki luas sebesar ± 220 Ha. Terdapat jenis satwa di pulau ini,
mulai dari rusa dan ular phyton. Tak hanya jenis satwa, terdapat pesona indah
yang bisa kita lihat sembari menuju ke tempat penginapan, yaitu jenis pohon
ranting-ranting yang sudah mengering.
Banyak hal
yang saya nikmati saat berada di pulau ini, mulai dari air lautnya yang biru
nan jernih, deburan angin laut yang menghampiri saya saat berada di kapal,
serta wisata alam. Hal ini benar-benar buat saya terkejut dengan salah satu
keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu Pulau Handeleum, Ujung
Kulon.
Ternyata, Indonesia memang memiliki ragam keindahan yang tidak ada duanya dan
tidak kalah menariknya dengan daerah-daerah lainnya. Di Pulau Handeleum,
saya pun bersama rekan-rekan mengunjungi daerah Cigenter. Hanya
menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai ke daerah
Cigenter.
Dari Pulau Handeleum, kami pun
menggunakan kapal dan melanjutkan sedikit dengan mengenakan speed boat untuk
bisa sampai ke daerah cigenter. Di Cigenter kami pun langsung melakukan
canoing atau yang biasa dikenal dengan bersampan. Dengan canoing, kami pun menyusuri
sungai Cigenter sembari melihat-lihat dan menikmati keindahan sungai yang
dikelilingi hutan hujan tropis dan tumbuhan mangrove sepanjang
sungai.
No comments:
Post a Comment