Setelah menyusuri sungai Cigenter dengan kano nya. Kini, saatnya saya melanjutkan perjalanan ke hutan Cigenter. Ya, ini waktunya saya dan rekan-rekan WWF serta media lainnya melakukan trekking di Hutan Cigenter. Lagi dan lagi, saya pun mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa di perjalanan fun trip kali ini.
Terakhir saya melakukan kegiatan trekking saat duduk di
bangku SMA. Dan sekarang, saya bisa merasakan kembali sensasi trekking di
tempat yang berbeda. Kali ini, trekking pun dilakukan di Hutan Cigenter.
Setelah turun dari sampan, kami pun menanjak ke sebuah hutan. Setapak demi
setapak kita lewati di perjalanan fun trip kali ini.
Fun trip trekking ini kita lakukan untuk mencari jejak badak,
mulai dari jejak tapaknya, tempat tinggalnya, restoran, kebiasaan si badak saat
di habitatnya, dan masih banyak lainnya. Dengan dipandu oleh Bapak Ade, perwakilan dari
anggota Rhino Monitoring Unit, kami pun menyusuri sudut demi sudut area dan melihat habitat badak di hutan Cigenter.
Terlintas dari pikiran, berani sekali saya bisa berkunjung ke
hutan ini. Hal itu karena, saya tidak pernah sama sekali berkunjung ke tempat
ini sebelumnya. Meskipun pada awalnya, saya merasa kaki terasa pegal, panas,
dan lelah semuanya terbayar setelah melihat habitat badak di hutan ini.
Di sini saya menemukan habitat seekor badak untuk
mempertahankan hidupnya dari beragam faktor ancaman-ancaman yang ada di dalam
dan luar kawasan. Di hutan ini saya temukan beragam bekas jejak badak, meskipun
bukan jejak tapak badak yang ditemukan.
Kubangan Badak melakukan Spa (Kini mengering) |
Salah satunya adalah kubangan, tempat ini menjadi favorit
bagi para badak memanjakan tubuhnya atau yang biasa kita kenal itu dengan spa. Sayang, karena sekarang sedang musim kemarau,
kubangan ini pun mengering dan tidak ada lumpur yang menjadi favorit para
badak.
Di kubangan inilah badak memanjakan dirinya dengan berendam
atau mandi menggunakan lumpur. Dibutuhkan kurang lebih satu jam untuk mereka
memanjakan diri. Biasanya, kegiatan ini mereka lakukan secara bergantian.
Ketika sang induk sedang memanjakan diri di kubangan, anak pun harus
menunggunya di atas, begitu juga sebaliknya. Badak biasanya akan mencari
kubangan setelah dia mendapatkan pakan.
Setelah mengunjungi kubangan badak, saya dan rekan-rekan WWF
serta media pun langsung mengunjungi rumpang.
Rumpang ini dikenal sebagai tempat restoran favorit badak saat mencari makan. Restoran
badak ini memiliki luas kurang lebih 5 hektar.
Dengan luas 5 hektar ini, terdapat jenis tanaman pakan favorit
badak. Mulai dari bayur (Pterospermum javanica), tepus (Ammomum coccium), rotan (Calamus sp.), dan masih banyak lainnya. (Pterospermum javanica), tepus (Ammomum coccium), rotan (Calamus sp.), dan masih banyak lainnya.
Beruntung, di sekitar area restoran badak kami pun menemukan jejak bekas badak mencari makan. Terbukti adanya gesekan-gesekan di batang-batang pohon. Seperti yang terdapat pada gambar di atas.
Di hutan Cigenter ini pun badak mulai terancam kesulitan mencari makan, hal tersebut karena adanya tanaman langkap yang sudah menutupi tempat badak mencari pakan. Langkap adalah jenis tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan pakan badak. Langkap itu sejenis palem, yang keberadaannya tentu sangat mengganggu individu badak. Oleh karena itu, adanya langkap harus dibersihkan secara rutin agar tidak mengganggu aktivitas badak saat mencari pakan.
Setelah membahas pakan badak, kini saatnya saya akan menunjukan kotoran badak yang sudah mulai mengering dan mengeras. Biasanya kotoran badak akan mulai mengering setelah 15 hari dikeluarkan. Bentuk kotoran dari pada individu ini besar dan bulat. Percayakah Anda, ternyata kotoran badak memiliki 7 jenis rasa?
Menurut Bapak Ade, Monitoring Rhino Unit mengatakan bahwa terdapat 7 jenis rasa yang ada pada kotoran badak ini. Dan berikut bentuk kotoran badak yang mulai mengering setelah 1 bulan dikeluarkan. Perjalanan trekking pun berakhir setelah melihat kotoran badak.
Beruntung, di sekitar area restoran badak kami pun menemukan jejak bekas badak mencari makan. Terbukti adanya gesekan-gesekan di batang-batang pohon. Seperti yang terdapat pada gambar di atas.
Di hutan Cigenter ini pun badak mulai terancam kesulitan mencari makan, hal tersebut karena adanya tanaman langkap yang sudah menutupi tempat badak mencari pakan. Langkap adalah jenis tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan pakan badak. Langkap itu sejenis palem, yang keberadaannya tentu sangat mengganggu individu badak. Oleh karena itu, adanya langkap harus dibersihkan secara rutin agar tidak mengganggu aktivitas badak saat mencari pakan.
Setelah membahas pakan badak, kini saatnya saya akan menunjukan kotoran badak yang sudah mulai mengering dan mengeras. Biasanya kotoran badak akan mulai mengering setelah 15 hari dikeluarkan. Bentuk kotoran dari pada individu ini besar dan bulat. Percayakah Anda, ternyata kotoran badak memiliki 7 jenis rasa?
Menurut Bapak Ade, Monitoring Rhino Unit mengatakan bahwa terdapat 7 jenis rasa yang ada pada kotoran badak ini. Dan berikut bentuk kotoran badak yang mulai mengering setelah 1 bulan dikeluarkan. Perjalanan trekking pun berakhir setelah melihat kotoran badak.
No comments:
Post a Comment