Sesuai dengan judul pada topik kali ini, “Badak Tak Ditemukan, Kerajinan Patung Jadi Penggantinya”. Ya, itulah yang akan wisatawan
rasakan saat berkunjung ke Ujung Kulon. Jauh-jauh berpetualang ke Ujung Kulon
untuk bisa bertemu badak, namun apa daya harapan besar itupun harus pupus juga.
Tatkala, badak merupakan hewan yang cukup langka dan sulit ditemukan di
Ujung Kulon. “Jangankan wisatawan, saya saja yang sudah lama tinggal di Ujung
Kulon, belum pernah sama sekali bertemu dengan binatang bercula satu ini.” Ujar
Mardi, ketua kelompok desa Ciwisata.
Ya, bapak Mardi merupakan salah satu warga yang tinggal di Ujung
Kulon, yang belum pernah sama sekali bertemu badak. Oleh karena itu, untuk
mehilangkan rasa kekecewaan wisatawan yang tidak bisa bertemu badak, kelompok
Ciwisata sengaja membuat kerajinan tangan dalam bentuk badak (Patung Badak).
“Ya, meskipun tidak bisa bertemu dengan si badak. Diharapkan
dengan adanya kerajianan patung badak ini bisa mengurangi kekecewaan wisatawan
saat berkunjung ke Ujung Kulon. “ Tambah Pak Mardi
Ujung Kulon memang terkenal sebagai tempat tinggalnya populasi badak Jawa. Banyak para
wisatawan yang berharap bisa bertemu dengan badak saat ingin ke Ujung Kulon.
Tapi sayang, harapan itu sulit untuk diwujudkan. Seiring kemajuan pariwisata yang kian
hari kian berkembang di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon, masyarakat di sana
memanfaatkan hal tersebut dengan membuat beberapa kegiatan.
Kegiatan tersebut tentu memberikan
manfaat dan hasil positif untuk warga di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon,
khususnya dalam meningkatkan perekonomian mereka. Salah satu kegiatan yang
tengah menyibukkan warga TNUK adalah membuat kerajinan patung badak. Dengan
membuat patung berbentuk badak dan juga membatik patung badak tersebut.
Kegiatan tersebut rupanya telah dibentuk
oleh Kelompok Ciwisata, di bawah naungan WWF semenjak 22 Desember 2013.
Kelompok Ciwisata sendiri singkatan dari Cinibung Wisata, yang lokasinya berada
di Kampung
Cinibung, RT 01/ RW 05, Desa Kertajaya, Kecamatan Sumur.
Jumlah kelompok Ciwisata sendiri terdapat
14 anggota, dengan dua bagian pekerjaan (Pengrajin patung dan pembatik badak). “Para
perajin tersebar di beberapa kecamatan, mulai dari Desa Kertajaya, Kecamatan
Sumur, terdapat tujuh perajin yang membuat patung. Di Desa Taman Jaya,
Kecamatan Sumur terdapat perajin yang berjumlah lima orang. Dan 2 sisanya, masih
dalam tahap proses pembelajaran kerajinan ini.” Ujar Mardi, ketua dari Kelompok
Ciwisata (Cinibung Wisata).
No comments:
Post a Comment