Menilik Paniis, Kampung Wisata yang Menawan Nan Asri di Ujung Kulon

Saturday, November 14, 2015

Setelah sebelumnya berkunjung ke Pulau Handeleum, kini saatnya saya beserta rombongan mengunjungi Paniis. Paniis merupakan sebuah kampung wisata nan menawan yang letaknya berada di kabupaten Pandeglang. Paniis menyimpan ragam pesona alam dan wisata, yang membuat pengunjungnya akan merasa nyaman berada di sini.

Berada di Taman Jaya, kecamatan Sumur, kabupaten Pandeglang membuat Paniis menjadi desa wisata menarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Ujung Kulon. Sungguh beruntung, saya (perwakilan VIVA.co.id) serta Word Wide Fund (WWF) dan media lainnya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung dan berkenalan dengan masyarakat yang ada di kampung Paniis ini.

Sesampainya di kampung Paniis, rombongan pun dibuat kagum dengan keasrian dan suasana perkampungan yang masih kental. Udara dan pemandangan yang sejuk di pinggir pantai pun menyambut kami dengan penuh kehangatan. Tak hanya disambut dengan pemandangan yang asri dan sejuk di kampung Paniis, saya dan rombongan lainnya pun disambut dengan baik oleh masyarakat dari kelompok Paniis Lestari. 

Masyarakat dari kelompok Paniis Lestari mempersilahkan kami untuk beristirahat sejenak di saung milik warga setempat, dengan ditemani 1 minuman batok kelapa yang segar. Sembari beristirahat, kelompok Paniis Lestari pun memperkenal keberadaannya di kampung ini. Paniis Lestari itu sendiri adalah salah satu kelompok masyarakat penggerak ekowisata di bawah naungan World Wide Fund (WWF) yang lokasinya berada di Ujung Kulon. 



Markas dari kelompok Paniis Lestari sendiri berada di kampung Paniis, desa Taman Jaya, kecamatan Sumur, kabupaten Pandeglang. Sesuai dengan namanya, kampung Paniis memiliki arti sebagai tempat yang menyejukan. Kelompok Paniis Lestari sendiri memiliki keahlian khusus di bidang ekowisata bahari dan pelestarian ekosistem laut. Maka tak heran, jika para anggota kelompok Paniis Lestari sangatlah handal dalam bidang snorkeling, diving, dan pembudidayaan terumbu karang di bawah laut.

Lupakan sejenak tentang kelompok Paniis Lestari,  setelah beberapa menit beristirahat di saung yang telah disediakan oleh pihak Paniis Lestari.  Kami dan rombongan pun langsung dibagikan tempat  untuk bermalam di kampung ini. Kampung Paniis, ternyata sudah menyediakan banyak home stay atau rumah warga untuk dijadikan tempat menginap para wisatawan yang berkunjung ke kampung Paniis.

Langkah demi langkah, mengantarkan saya dan lainnya ke rumah warga. Di mana, di rumah warga itulah kami semua akan beristirhat dalam waktu semalam. Menuju ke rumah warga di Paniis, rombongan pun disuguhkan oleh pemandangan Gunung Honje yang begitu indah di belakang rumah warga. Udara sore yang asri dengan khas suasana perkampungan pun menghatkan kami saat tiba di rumah warga. Untuk rombongan perempuan akan menginap di home stay3, laki-laki di homestay 2, dan khusus untuk makan akan disediakan di homestay 1.

Asli, di kampung Paniis ini saya mendapatkan pengalaman baru lagi.  Lagi dan lagi, pengalaman baru selalu membuat kita merasa bangga. Menginap di rumah warga menjadi salah satu pengalaman menarik yang baru pertama kali saya rasakan. Dengan suasana kental perkampungan, mengingatkan saya dengan kampung halaman. 




Di mana, saat itu saya menginap di rumah teh Iteung. Teh iteung sendiri tinggal bersama bapak dan anaknya. Terdapat 2 kamar yang disediakan oleh pemilik rumah, di mana saya menginap bersama rombongan. Menunggu sore berganti malam, kami pun berbincang-bincang dengan pemilik rumah.
Di depan rumah tersedia bale, di situlah kita menikmati sore yang sejuk dengan berbincang-bincang seputar kampung Paniis. 

Pemilik rumah yang kami tempat begitu ramah dan baik. Mereka pun tak segan-segan untuk menceritakan, kenapa rumahnya bisa dijadikan rumah warga oleh Paniis Lestari. Setelah asyik berbincang-bincang dan sembari menunggu giliran untuk membersihkan diri di kamar mandi. Akhirnya, sore pun beganti jadi malam dan rombongan pun harus bersiap-siap menuju home stay 1 untuk melakukan makan malam. 

Makan malam yang disediakan benar-benar khas makanan seperti berada di rumah, pokoknya nyaman dan benar-benar menyenangkan. Setelah makan selesai, saya dan rombongan pun bergegas untuk pergi ke lapangan yang letaknya dekat dengan saung, di mana saat kita beristirahat tadi sore. Di lapangan milik kampung Paniis, ternyata sudah disediakan tumpukan kayu-kayu untuk membuat api unggun dan juga tempat untuk rombongan kami melihat pertunjukkan  dari warga kampung Paniis.

Sebagai masyarakat yang mata pencahariannya bertani, masyarakat kampung Paniis ternyata memiliki tradisi unik yang dilakukan saat musim panen tiba. Di mana, masyarakat Paniss memiliki suatu seni budaya unik yang selalu dilakukan setiap 1 tahun sekali.  Seni budaya itu adalah tari Rengkong dan tari Lesung.  Tari-tarian inilah yang menjadi pertunjukan menyenangkan bagi saya dan rombongan lainnya di malam itu.

“Tradisi tari Rengkong dan Lesung menjadi salah satu warisan yang sudah secara turun temurun dilakukan di kampung Paniis. Tradisi ini dilakukan untuk menyambut pesta panen tiba dan menjadi tanda bersyukur kepada bumi dan alam, khususnya kepada sang Pencipta saat panen tiba.”Ujar Doni, ketua kelompok Paniis Lestari.

Tarian ini menggunakan rengkong, yang mana rengkong itu sendiri adalah sebuah alat yang terbuat dari bambu dengan ukuran panjang mencapai 1,5 meter.  Setiap ujung alat ini akan diberi beban berupa padi yang telah dihasilkan dari memanen.  Berhubung musim panen belum tiba, para penari pun menggunakan karung yang berisi pasir untuk menggantikan padi.

Bambu dengan ukuran panjang 1,5 meter ini pun dipikul dan digoyang-goyangkan oleh para penarinya.  Saat bambu digoyang-goyangkan, maka terciptalah bunyi-bunyian unik yang menjadi salah satu ciri khas tarian tersebut. Jika sebelumnya, masih menggunakan baju biasa. Kini, para penari sengaja membuat baju untuk kostum saat menari. Para penari rengkong pun menggunakan baju hitam, kain di kepala, dan kain yang diikatkan di pinggang,  bak seorang pendekar.

Di sela-sela para laki-laki menarikan tari rengkong, terdapat sekitar 10 penari dan 2 penyanyi yang umurnya tidak muda lagi. Mereka adalah ibu-ibu tua yang masih semangat berbaris memainkan tarian Lesung. Tarian ini menggunakan alat penumbuk padi yang dinamakan alu.  Sembari memukul-mukul lesung (tempat menumbuk padi) secara bersama-bersama. ibu-ibu tua ini memainkan tarian dengan harmonisisai yang cukup indah. Tak heran, perpaduan antara dua tarian ini bisa menghasilkan harmonisasi yang begitu indah dan enak didengar.

Saat sedang asyik melihat pertunjukkan tersebut, tiba-tiba saya pun ditarik dan diajak maju ke depan untuk ikut menari oleh ibu tua yang sedang bernyanyi sambil menarikan tari lesung. Sambil menari dan bernyanyi, ibu tua itu pun meminta saya untuk menari dan menyawer dirinya. Hehhe, sungguh lucu dan senang dibuatnya saya.

Tak hanya menyanyi, saya pun dibuat penasaran untuk memainkan alat tarian lesung. Dan langsung saja, saya dan Nika (Tim WWF) pun mencoba alat penumbuk padi tersebut. Baru beberapa menit saja mencoba, rasanya saya sudah dibuat lelah oleh alat penumpuk padi ini. Berbeda dengan saya, ibu-ibu tua ini justru masih tersenyum dan bersemangat menarikan dan menumbuk alat padi ini. 

Tidak bisa dibayangkan, energi mereka masih saja kuat meskipun sudah tua. Saya merasa malu, kenapa yang muda justru cepat merasakan lelah hehe.. Setelah pertunjukan selasai, kami pun kembali ke saung. Di saung, kami pun kembali diberikan hiburan oleh warga setempat. Sambil menonton hiburan tersebut, tak lupa kami pun diberi sebatang jagung bakar. 

Di tengah malam dengan udara yang sepoy-sepoy, makan jagung bakar hangat beserta teh manis panas menjadi teman di malam itu. Rasanya, tak ingin melupakan begitu saja pengalaman yang saya dapatkan di kampung Paniis. Begitu banyak pengalaman, dan cerita baru yang saya dapatkan di kampung ini. Ramah, baik, dan sopan itulah warga kampung Paniis yang menyambut saya beserta rombongan dengan baik.


Tak terasa, waktu pun berputar begitu cepat. Baru saja tiba di kampung ini, dan kami pun harus pergi meninggalkannya kembali. Lantaran, kami harus pergi melakukan kegiatan baru di Pulau Badul.
Sampai jumpa warga Paniis, terimakasih untuk cerita dan pengalaman barunya J



Read more ...

Trekking Mencari Jejak Badak di Hutan Cigenter

Friday, November 13, 2015


Setelah menyusuri sungai Cigenter dengan kano nya. Kini, saatnya saya melanjutkan perjalanan ke hutan Cigenter. Ya, ini waktunya saya dan rekan-rekan WWF serta media lainnya melakukan trekking di Hutan Cigenter. Lagi dan lagi, saya pun mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa di perjalanan fun trip kali ini.



Terakhir saya melakukan kegiatan trekking saat duduk di bangku SMA. Dan sekarang, saya bisa merasakan kembali sensasi trekking di tempat yang berbeda. Kali ini, trekking pun dilakukan di Hutan Cigenter. Setelah turun dari sampan, kami pun menanjak ke sebuah hutan. Setapak demi setapak kita lewati di perjalanan fun trip kali ini.


Fun trip trekking ini kita lakukan untuk mencari jejak badak, mulai dari jejak tapaknya, tempat tinggalnya, restoran, kebiasaan si badak saat di habitatnya, dan masih banyak lainnya.  Dengan dipandu oleh Bapak Ade, perwakilan dari anggota Rhino Monitoring Unit, kami pun menyusuri sudut demi sudut area dan melihat habitat badak di hutan Cigenter.

Terlintas dari pikiran, berani sekali saya bisa berkunjung ke hutan ini. Hal itu karena, saya tidak pernah sama sekali berkunjung ke tempat ini sebelumnya. Meskipun pada awalnya, saya merasa kaki terasa pegal, panas, dan lelah semuanya terbayar setelah melihat habitat badak di hutan ini.

Di sini saya menemukan habitat seekor badak untuk mempertahankan hidupnya dari beragam faktor ancaman-ancaman yang ada di dalam dan luar kawasan. Di hutan ini saya temukan beragam bekas jejak badak, meskipun bukan jejak tapak badak yang ditemukan.

Kubangan Badak melakukan Spa (Kini mengering)

Salah satunya adalah kubangan, tempat ini menjadi favorit bagi para badak memanjakan tubuhnya atau yang biasa kita kenal itu dengan spa.  Sayang, karena sekarang sedang musim kemarau, kubangan ini pun mengering dan tidak ada lumpur yang menjadi favorit para badak.

Di kubangan inilah badak memanjakan dirinya dengan berendam atau mandi menggunakan lumpur. Dibutuhkan kurang lebih satu jam untuk mereka memanjakan diri. Biasanya, kegiatan ini mereka lakukan secara bergantian. Ketika sang induk sedang memanjakan diri di kubangan, anak pun harus menunggunya di atas, begitu juga sebaliknya. Badak biasanya akan mencari kubangan setelah dia mendapatkan pakan.

Setelah mengunjungi kubangan badak, saya dan rekan-rekan WWF serta media pun langsung mengunjungi rumpang. Rumpang ini dikenal sebagai tempat restoran favorit badak saat mencari makan. Restoran badak ini memiliki luas kurang lebih 5 hektar.
Dengan luas 5 hektar ini, terdapat jenis tanaman pakan favorit badak. Mulai dari bayur (Pterospermum javanica), tepus (Ammomum coccium), rotan (Calamus sp.), dan masih banyak lainnya. (Pterospermum javanica), tepus (Ammomum coccium), rotan (Calamus sp.), dan masih banyak lainnya. 

Beruntung, di sekitar area restoran badak kami pun menemukan jejak bekas badak mencari makan. Terbukti adanya gesekan-gesekan di batang-batang pohon. Seperti yang terdapat pada gambar di atas.

Di hutan Cigenter ini pun badak mulai terancam kesulitan mencari makan, hal tersebut karena adanya tanaman langkap yang sudah menutupi tempat badak mencari pakan. Langkap adalah jenis tanaman yang dapat mengganggu  pertumbuhan pakan badak. Langkap itu sejenis palem, yang keberadaannya tentu sangat mengganggu individu badak. Oleh karena itu, adanya langkap harus dibersihkan secara rutin agar tidak mengganggu aktivitas badak saat mencari pakan.

Setelah membahas pakan badak, kini saatnya saya akan menunjukan kotoran badak yang sudah mulai mengering dan mengeras.  Biasanya kotoran badak akan mulai mengering setelah 15 hari dikeluarkan. Bentuk kotoran dari pada individu ini besar dan bulat. Percayakah Anda, ternyata kotoran badak memiliki 7 jenis rasa?

Menurut Bapak Ade, Monitoring Rhino Unit mengatakan bahwa terdapat 7 jenis rasa yang ada pada kotoran badak ini.  Dan berikut bentuk kotoran badak yang mulai mengering setelah 1 bulan dikeluarkan. Perjalanan trekking pun berakhir setelah melihat kotoran badak. 

Read more ...

Tuhan, Sungguh Luar Biasa Keindahan yang Telah Kau Ciptakan

Thursday, November 12, 2015



Tanpa disadari Indonesia memiliki kekayaan yang tidak ada duanya dengan negara-negara lain. Itu semua berkat ciptaan Sang Pencipta yang maha Agung, yang telah menciptakan beragam kekayaan alam yang indah. Mulai dari keindahan laut, gunung, hutan, dan masih banyak lagi yang mungkin jika dijabarkan satu per satu tidak cukup untuk dibahas pada kali ini.

Seperti halnya pesona keindahan yang ada di suatu pulau. Dengan luas lautan yang membentang dari suatu pulau ke pulau, ternyata terdapat keindahan yang bisa kita hirup.  Tuhan, kau sungguh luar biasa, karena telah menciptakan keindahan alam yang tidak ada duanya di dunia ini.

Hal itu benar-benar saya rasakan, ketika beberapa hari yang lalu berkunjung ke suatu pulau di daerah Ujung Kulon. Di sini saya benar-benar merasakan bahwa, banyak ciptaan-Nya yang sungguh memesona. Mulai dari deburan angin di tengah laut, air jernih yang putih di lautan, pemandangan pulau kecil yang ada di pinggir lautan, keindahan gunung yang dilihat dari kejauhan, pasir putih, beragam jenis terumbu karang dan spesies lainnya di bawah laut, serta beragam jenis hewan liar yang ada di alam ini.


Ahhh, rasanya saya ingin bilang terimakasih kepada Tuhan. Sungguh, sungguh, dan sungguh indah ciptaan mu. Ini baru saya rasakan di daerah Ujung Kulon, bagaiamana di daerah-daerah lainnya yang belum pernah saya kunjungi. 

Pasti masih banyak kekayaan alam tersembunyi yang telah Ia ciptakan. Jadi, semakin tidak sabar ingin mencicipi daerah lainnya untuk saya kunjungi dan mencari kenikmatan dari apa yang telah Ia ciptakan pada alam ini.


Read more ...

Intip Barang yang Perlu Kamu Bawa Saat Trip ke Pulau

Thursday, November 12, 2015



Bagi sebagian orang, kini menantang pulau merupakan hal yang sangat menyenangkan. Di mana mereka tertantang saat menyebrang sebuah pulau, dengan arus ombak yang tidak bisa kita prediksi sebelumnya, apakah kencang atau tidak. Sama halnya seperti gunung, yang menantang para pengunjungnya dengan mendaki gunung untuk mencapai tujuannya.

Pulau pun membuat para wisatawan mau tidak mau harus berani untuk menyebrangi suatu lautan agar bisa mencapai pulau yang akan ditujuinya. Tanpa mengkhawatirkan, akan terjadi arus ombak dan angin yang kencang, dan faktor intern lainnya yang mungkin saja bisa terjadi ketika berada di tengah lautan.

Seperti halnya saya, trip ke pulau kali ini menjadi pengalaman pertama saya yang cukup mengasyikan dan menantang bagi saya. Di mana sebelumnya, saya sendiri belum pernah merasakan berlibur atau melakukan trip ke sebuah pulau. Tapi kali ini, mau tidak mau saya harus mampu melawan ketakutan saya untuk bisa mencapai pulau yang berada di Ujung Kulon.

Well, pengalaman pertama ke pulau memang sedikit membuat sayua panik dalam mempersiapkan barang-barang yang perlu dibawa saat melakukan field trip di sebuah pulau. Meskipun kali ini, kali pertamanya saya melakukan field trip, tapi saya juga tidak ingin trip saya kali ini terasa gagal dan bermasalah. Karena adanya hal-hal yang tidak diinginkan, ya sebut saja seperti barang yang harusnya dibawa justru harus ketinggalan..

Nah, dari pengalaman yang baru saja saya lakukan kemarin saat trip ke Pulau yang berada di Ujung Kulon, saya pun ingin berbagi tips barang-barang apa saja yang perlu dibawa saat melakukan trip ke pulau.

Pakaian dalam

   Halo girls, ternyata barang satu ini jangan pernah kamu lupa untuk membawanya saat sedang melakukan trip. Bawa secukupnya dan kalau bisa kamu lebihin sedikit, ketika tujuan kamu akan lebih banyak berkaktivitas di dalam air atau mudah terkena air.

Pakaian

Pilih dan bawa pakaian secukupnya saat kamu berada di sana. Jangan terlalu banyak membawa pakaian-pakaian yang sekiranya hanya memberatkan tas ransel mu.

    Alat mandi
Nah, meskipun sepele barang ini juga sangat penting kamu bawa saat melakukan trip. Ya, meskipun kamu akan jarang mandi, namun barang seperti sikat gigi, penyegar mulut, sampo, odol, dan pembersih muka ini akan bermanfaat sekali buat kamu.

    Hairdryer
Girls, bagi kamu yang berhijab khususnya, pasti akan merasa sulit dan bingung. Ketika sedang melakukan trip, tapi rambut akan terkena basah akibat aktivitas bermain air. Jangan  khawatir, kamu bisa membawa alat salon kecantikan ini di sela-sela aktivitas trip kamu. Tak perlu membawa yang besar, karena ukuran kecil pun kini tersedia bagi yang ingin membawa hairdryer ke mana-mana.

 Obat-obatan
Obat memang penting bagi penambah metabolisme tubuh kita. Persiapkan obat-obat yang dibutuhkan oleh tubuh kamu menjadi solusinya. Jangan sampai, kamu berlibur bukannya untuk bersenang-senang, tapi bersakit-sakit ria . Nggak mau, bukan? Oleh karena itu, antisipasi bawa obat menjadi poin penting, agar membuat tubuh tetap fit di tengah trip pulau.

 Dry Bag
Gilrs, perempuan pasti akan lebih banyak bawaan barangnya. Dan akan lebih banyak juga barang yang akan dibawanya saat ingin mengujungi daerah wisata di suatu pulau. Ketika membawa ransel terasa berat, lebih baik ransel ditinggal di tempat penginapan. Dan cukup membawa dry bag untuk menempati barang-barang penting yang perlu kamu bawa saja. Usahakan, membawa dry bag yang berbahan anti air, jika kamu bermain air tas tidak akan terkena air.

Baju renang
Ahaaa, baju renang juga  perlu kamu bawa saat sedang berkunjung ke suatu pulau. Karena, tidak sedikit orang akan melakukan kegiatan snorkling dan diving di laut. Usahakan juga bawa baju renang yang tidak berbahan berat dan tebal. Hal tersebut lantaran hanya akan membuat ransel kamu terasa berat saja, ketika baju basah.

Alat komunikasi
Alat komunikasi penting untuk kamu bawa, tak hanya untuk berkomunikasi saja. Ketika ingin mengambil suatu momen, alat komunikasi atau gadget ini memang sangat dibutuhkan tanpa repot-repot mengeluarkan kamera. (Ex: powerbank, ponsel, dll)

Kamera
Pulau itu ramai pengunjung karena keindahannya yang memesona. Maka, tak jarang banyak orang yang membawa kamera untuk mengabadikan momen-momen indah saat sedang melakuka field trip di suatu pulau. Jadi jangan sampai bawa alat ini yah, untuk mengabadikan momen indah mu saat berlibur.

Sunblock
    jTabir surya sangat dibutuhkan oleh sebagian wanita untuk menjaga kulitnya dari paparan sinar matahari. Terlebih saat mereka ingin bermain di tengah pulau, melakukan snorkling, diving, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, barang satu ini jangan sampai tertinggal.
   Semoga tips ini bermanfaat buat kamu yang ingin melakukan trip ke pulau dalam beberapa waktu.









Read more ...

Sungai Cigenter di Ujung Kulon, Tempat Asyik Buat Kamu yang Ingin Berkano

Wednesday, November 11, 2015
       PISS love Cigenter, Ujung Kulon

Anda mengaku sang penakhluk alam? Jangan pernah mengaku penakhluk alam, jika tidak  berani dan berkeinginan untuk mengunjungi tempat wisata satu ini. Ya, wisata alam satu ini merupakan salah satu destinasi petualangan paling asyik yang bisa dikunjungi para wisatawan di Pulau Handeleum, Ujung Kulon.

Oleh karena itu, bagi kamu yang mengaku memiliki jiwa petualangan yang kuat tempat ini sangat cocok untuk kamu telusuri.  Sungai Cigenter terletak di Pulau Handeleum, Ujung Kulon. Di wisata Cigenter ini, pengunjung diharuskan memakai kano atau sampan untuk bisa mengitari sungai Cigenter.

Biasanya kapasitas kano ini sendiri, tergantung dari ukurannya. Untuk ukuran yang sedikit besar, bisa mencapai kapasitas kurang lebih 15 orang, sedangkan untuk yang kecil hanya bisa memuat 7 orang. Pesona sungai Cigenter benar-benar membuat kamu akan ternganga melihat pemandangan yang ada di sekitar sungainya.

Saat menyusuri sungai ini, kita pun akan disuguhi oleh pemandangan tanaman mangrove dan bakau.  Terdapat  jenis hewan yang saya temukan, saat saya menyusuri sungai Cigenter.  Meskipun tidak melihat semua jenis satwa di tempat ini, tapi rasanya sangat menyenangkan bisa menemukan mereka di tempat seperti ini.

Bepetualang menggunakan kano benar-benar menenangkan, sampai-sampai saya pun ngantuk saat menikmati keindahan yang ada di sungai Cigenter. Bunyi suara burung dan beberapa jenis hewan lainnya, ditambah suara gemercik air membuat petualangan ini semakin dinikmati para wisatawan.

Sesampainya di tengah-tengah perjalanan sungai Cigenter, saya dan tim WWF dan media lainnya pun turun dari kano. Kami pun melanjutkan perjalanan petualangan trekking ke dalam hutan Cigenter. Penasaran, bagaimana dengan perjalanan petualangan trekking saya dan teman-teman saat di hutan Cigenter? Tunggu lanjutannya, yah J

Read more ...

Menghirup Sesaat Keindahan di Pulau Handeuleum, Ujung Kulon

Wednesday, November 11, 2015

Jembatan Handeleum


Malam yang dingin dengan deburan arus ombak yang kencang mengantarkan saya bersama tim WWF dan media ke Pulau Handeleum. Saya pun dan lainnya menapaki jalan demi jalan di jembatan menuju penginapan Pulau Handeuleum, dengan suasana malam yang begitu gelap, sunyi, dan dingin.

Terlintas di benak saya bahwa, pulau ini sangat mengerikan bak pulau yang tak berpenghuni. Tapi ternyata, tidak seperti itu di pulau ini terdapat satu penginapan atau resort yang terbilang cukup besar untuk bisa kita gunakan untuk menginap di Pulau Handeuleum. Sesampainya di resort, saya beserta rekan-rekan WWF dan media lainnya bergegas untuk pembagian kamar. Ternyata banyak kamar yang ada di penginapan ini.  Hal tersebut lantaran, penginapan ini terdiri dari dua lantai.

Ketika kamar sudah dibagikan, sebagian dari kami pun mencoba untuk melihat suasana dari belakang penginapan. Menuju pintu belakang, ternyata  terdapat banyak rusa yang berkeliaran di malam hari. Ya, terdapat tiga rusa yang menghampiri kami yang sedang duduk-duduk dan minum kopi di pintu belakang. Suasana yang sangat jarang saya temukan di Bekasi. Hehee..

Pulau Handeulum terletak di ujung timur laut pantai Semenanjung Ujung Kulon. Pulau Handeuleum memiliki luas sebesar ± 220 Ha. Terdapat jenis satwa di pulau ini, mulai dari rusa dan ular phyton. Tak hanya jenis satwa, terdapat pesona indah yang bisa kita lihat sembari menuju ke tempat penginapan, yaitu jenis pohon ranting-ranting yang sudah mengering.

Banyak hal yang saya nikmati saat berada di pulau ini, mulai dari air lautnya yang biru nan jernih, deburan angin laut yang menghampiri saya saat berada di kapal, serta wisata alam. Hal ini benar-benar buat saya terkejut dengan salah satu keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu Pulau Handeleum, Ujung Kulon. 

Ternyata, Indonesia memang memiliki ragam keindahan yang tidak ada duanya dan tidak kalah menariknya dengan daerah-daerah lainnya. Di Pulau Handeleum, saya pun bersama rekan-rekan mengunjungi daerah Cigenter.  Hanya menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam untuk bisa sampai ke daerah Cigenter. 



Dari Pulau Handeleum, kami pun menggunakan kapal dan melanjutkan sedikit dengan mengenakan speed boat untuk bisa sampai ke daerah cigenter. Di Cigenter kami pun langsung melakukan canoing atau yang biasa dikenal dengan bersampan. Dengan canoing, kami pun menyusuri sungai Cigenter sembari melihat-lihat dan menikmati keindahan sungai yang dikelilingi hutan hujan tropis dan tumbuhan mangrove sepanjang sungai.     

Read more ...

Melongok Ancaman Kepunahan pada Populasi Badak Jawa

Wednesday, November 11, 2015

Badak Jawa


Badak Jawa  biasanya juga disebut dengan Javan Rhinocerous.  Badak Jawa merupakan salah satu jenis badak yang ada di Indonesia. Berada di kawasan Taman Nasional Ujung Kulun (TNUK), badak Jawa ini terancam mengalami kepunahan. Dan hal itu bisa terlihat dari beberapa indikator-indikator yang sudah diteliti sebelumnya oleh pihak Rhino Monitoring Unit (RMU), Balai TNUK.

Ternyata, ancaman-ancaman tersebut datang dari faktor intern dan ekstern, yang mengakibatkan populasi spesies satu ini semakin mengalami kepunahan di daerah TNUK. Salah satu ancaman terbesar pun bisa terlihat dari dalam kawasan tempat badak Jawa tinggal saat ini.

Langkap


Mulai dari ancaman persaingan hidup antar satwa penghuni Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), penyakit yang diakibatkan dari perkawinan dalam satu keturunan, gaya hidup badak Jawa di tempat tinggalnya,  dan juga jenis tanaman yang bisa mengganggu pangan badak untuk mencari makan, salah satunya adalah langkap atau yang dikenal dengan Arenga Obtisuvolias.


Seperti  yang dituturkan oleh pihak kepala Rhino Monitoring Unit (RMU) Balaik TNUK, Bapak Muhiban di tengah acara field trip di Pulau Handeuleum bahwa, ternyata ancaman kepunahan pada badak itu sendiri terdiri dari dua hal, yakni dari dalam dan luar kawasan. Namun, kini ancaman kepunahan badak jauh lebih besar terdapat di dalam kawasan tempat badak itu sendiri. 

Bapak Muhiban pun mengatakan bahwa, ancaman kepunahan yang kemungkinan akan terjadi di luar kawasan adalah adanya bencana alam, seperti tsunami dan gempa. Berbicara dari luar kawasan yang bisa memungkinkan kepunahan pada badak adalah perburuan. Perburuan yang dulu pernah dilakukan, kini sudah tidak dilakukan lagi. Dan tercatat bahwa, perburuan terakhir pada populasi badak ini dilakukan sekitar 1970-an.

"Berdasarkan identifikasi ternyata, terdapat 60 ekor badak yang terdiri dari 27 badak jantan dan 23  betina. Jumlah populasi badak tersebut didapatkan dari hasil monitoring dengan menggunakan video trap yang dipasangkan di setiap daerah habitat badak." tambah Bapak Muhiban.

Pemasangan Video Trap 


Dari hasil wawancara yang saya lakukan, ternyata video trap ini sendiri berfungsi untuk merekam segala aktivitas yang dilakukan oleh semua jenis hewan yang ada di dalam kawasan, khususnya untuk spesies badak Jawa di TNUK ini. Hasil klip video trap ini nantinya akan diteliti dan diidentifikasikan lebih lanjut oleh tim lainnya.

Itulah ancaman-ancaman yang memungkinkan terjadinya kepunahan pada populasi badak di TNUK.Semoga pihak pemerintahan yang juga dibantu oleh WWF, bisa membantu untuk mengatasi masalah-masalah serta ancaman-ancaman yang bisa terjadi pada populasi badak di TNUK.





Read more ...